Review Serial I’m not Okay with This (2020) : Prekuel nan Apik
Netflix memperluas tontonan barunya dengan memperkenalkan serial I’m not Okay with This. Dibintangi oleh Sophia Lillis dan Wyatt Oleff, serial ini fokus pada cerita kebingungan remaja yang masuk ke dunia dewasa. Keduanya kembali bertemu setelah turut menjadi aktor dibalik kesuksesan adaptasi film It milik Stephen King beberapa waktu lalu.
Serial berdasarkan novel grafis karya Charles Forsman dan dibuat oleh Christy Hall dan produser The End of the F***ing World Jonathan Entwistle ini fokus pada cerita remaja khas Netflix. Selain warna-warna retro layaknya Sex Education, serial ini juga membawa misteri kota Rust Belt dengan segala subplot fiksi ilmiah layaknya Stranger Things yang fenomenal.

Kisahnya fokus pada Sydney Kovak (Sophia Lillith). Masih belum pulih dari trauma yang diakibatkan oleh sang ayah yang bunuh diri, keluarganya pindah ke kota yang lebih kecil. Sang ibu harus bekerja mati-matian untuk membiayai kehidupan mereka sehingga jarang di rumah.
Dia pun memiliki sahabat, Dina (Sofia Bryant), yang juga baru pindah ke sekolah yang sama. Tapi Dina dengan cepat menjadi salah satu gadis populer. Sydney pun didekati oleh Stanley Barber (Wyatt Oleff), tetangganya. Namun ada hal lain yang menggangu pikirannya selain masalah keluarga dan sekolah; Sydney menyadarai bahwa dia memiliki kekuatan telekinesis.
Perlihatkan awkward-nya remaja
Seiring berjalannya waktu, Sydney harus belajar mengendalikan kekuatan telekinetiknya yang baru tumbuh. Terutama dengan dimanika plot serta bahaya baru yang mulai menghampirinya. Tapi jangan terburu-buru membayangkan adegan aksi berlatarkan science fiction seperti Stranger Things. Karena musim pertama bisa dibilang fokus pada keadaan emosional Sydney sebagai remaja.

Alur cerita dibuat pelan, dimana Sydney harus berurusan dengan kematian ayah yang dikaguminya, kehilangan sahabat, serta kehadiran gebetan baru. Lillis yang dikenal lebih dulu sebagai Beverly Marsh pada It (2017) dan It: Chapter Two (2019) berhasil menyampaikan kesedihan serta frustasi kehilangan dari remaja ketika mengalami perubahan dalam hidup, dan tubuhnya.
Beberapa adegan serta plot dalam film ini menangkap masalah yang terjadi pada remaja. Ada rasa bingung ketika menemukan hal-hal baru, bahagianya cinta pertama, hingga kisah pertemanan dan hubungan yang awkward. Kesan inilah yang membuat serial ini masuk ke dalam kisah remaja pada umumnya.
Musim pertama atau prekuel?
Memang tak bisa dipungkiri bahwa serial ini memiliki banyak kesamaan dengan The End of the F***ing World serta Stranger Things. Mengingat keduanya memiliki produser dan sutradara yang sama, kesamaan yang terlihat dari karakter remaja, cerita yang awkward dengan balutan komedi, begitu pula warna-warna oranye yang menyegarkan.
Sayangnya, romansa dan drama mengambil porsi lebih banyak pada musim pertama serial I’m not Okay with This yang hanya berdurasi sekitar 20 menitan per episode. Dengan durasi terbatas, cerita yang diberikan cukup padat. Tapi karena kekuatan Sydney tak terlalu dieksplorasi, 7 episode awal hanya terlihat seperti prekuel.

Dari minimnya durasi serial ini, ada satu karakter yang langsung mencuri perhatian. Adalah Aidan Wojtak-Hisson yang memerankan Liam Novak, adik Sydney. Karakteristik yang berbeda drastis dengan Sydney menjadikan Liam salah satu karakter yang cukup menarik perhatian. Kemunculannya memang tak banyak, namun Liam yang tenang layaknya peredam bagi emosi Sydney yang meledak-ledak.
Tapi dibalik plot yang masih sedikit serta banyak yang mungkin belum dijelaskan dalam musim pertama ini mengisyaratkan musim kedua yang menjanjikan. Tapi tentu saja jika Netflix menyetujui kembalinya Lillith, Olaff, Sofia, dan si imut Aidan dalam musim keduanya.

Untuk musim pertamanya, serial I’m Not Okay with This cukup menggoda. Walaupun cerita yang cukup ringkas terlihat seperti sebuah prekuel untuk kisah Sdyney yang akan datang. Masih banyak yang bisa dikembangkan dari serial teenlit terbaru dari Netflix ini. Namun butuh lebih banyak usaha untuk menarik penonton pada cerita remaja bergenre science fiction dalam durasi yang relatif pendek.
Rating: 7/10
Genre: Drama, Thriller
Sutradara: Jonathan Entwistle
Pemeran: Sophia Lillis, Wyatt Oleff, Sofia Bryant