Book for Your Shelf edisi kedua ini memberikan kalian rekomendasi buku yang dapat membuat diri kalian berada pada fase kontemplasi mendalam. The Alchemist karya Paulo Coelho, merupakan sebuah novel yang terbilang pendek namun bisa membawa pembacanya menyelam jauh ke dalam setiap narasi yang diberikan.
Novel ini secara garis besar mengangkat isu perjalanan panjang seorang pemuda penggembala domba di sebuah desa kecil di Andalusia, Spanyol saat ini. Santiago, biasa ia disapa, atas dasar dorongan kuat untuk mengejar mimpinya pergi berkelana ke Piramida Giza, Mesir. Di tengah perjalanan, ia bertemu dengan seorang ahli kimia yang sangat misterius.
The Alchemist memiliki beberapa hal menarik, di antaranya: Novel ini akan membuat kalian yakin dengan kekuatan tekad, di mana saat kita menginginkan suatu hal dengan amat sangat, maka alam semesta akan turut membantu membuka pintu-pintu takdirnya untuk kita. Sebuah renungan untuk pembaca akan pentingnya niat dan kesungguhan.

Ilustrasi cerita The Alchemist via DFFRNTWRLD.com
Buku ini secara permukaan menceritakan tentang perjalanan Santiago dalam mengejar mimpinya, namun pada kenyataan yang lebih mendalam. Ada perjalanan yang lebih besar dan lebih dahsyat yang sebenarnya terjadi, yaitu perjalanan Santiago menuju dirinya sendiri untuk mengenal lebih dekat pribadinya. Santiago, pemuda gembala domba, melakukan meditasi tingkat tinggi yang akhirnya menjadikannya lebih bijak dan mampu berkomunikasi dengan alam semesta.
Penggambaran kontemplasi yang dilakukan Santiago dalam novel ini sangat indah dan mampu menyeret kalian untuk ‘ikut serta’ berkontemplasi bersama. Itu adalah titik tertinggi dari seluruh momen kesyahduan yang dibawa Paulo Coelho dalam novel ini.
Pada awalnya, Pulo Coelho berprinsip untuk tidak menjual naskah buku ini untuk diadaptasi ke layar lebar, namun pada tahun 2003 hatinya melunak dan menjualnya pada Warner Bros. Sayangnya, film tersebut tidak jadi diproduksi dikarenakan naskah filmnya yang menyertakan adegan tambahan berupa peperangan dengan 10.000 pasukan dan Paulo tidak ingin hal tersebut terjadi, karena bukan itu inti dari cerita yang ia buat. Ia lantas menawarkan 2 juta Dolar Amerika untuk membeli kembali naskah tersebut untuk kemudian ia sendiri yang akan memproduserinya. Namun hingga sekarang film tersebut dikabarkan masih dalam tahap pengembangan.

Ilustrasi adegan kontemplasi Santiago via jeffpalmstudio.com
Terlihat dalam kasus tersebut bahwa Paulo Coelho tidak ingin mengedepankan sisi kekerasan dalam ceritanya, melainkan sisi ketenangan dan kesyahduan yang dialami Santiago selama perjalanannya ke Mesir. Dan itu juga yang Paulo harapkan untuk dirasakan oleh para pembaca saat membaca novel ini.
The Alchemist sendiri merupakan buku keempat yang ia tulis dan pertama kali terbit pada tahun 1988, namun hingga saat ini tetap mampu menghipnotis pembacanya untuk masuk ke dalam atmosfer kedamaian yang diciptakan oleh buku ini. Novel The Alchemist ini juga masih terus dicetak oleh berbagai penerbit di seluruh dunia karena masih banyaknya permintaan. Paulo Coelho sendiri hingga sekarang masih produktif dalam menulis karya-karya indah lainnya.
Penulis: Paulo Coelho
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tebal halaman: 213
Kisaran harga: Rp. 55.000,-
Penghargaan: Guiness World Record
Rating
- Rating Buku
Kesimpulan
Buku ini secara permukaan menceritakan tentang perjalanan Santiago dalam mengejar mimpinya, namun pada kenyataan yang lebih mendalam, ada perjalanan yang lebih besar dan lebih dahsyat yang sebenarnya terjadi, yaitu perjalanan Santiago menuju diri nya sendiri untuk mengenal dirinya lebih dekat. Santiago, pemuda gembala domba, melakukan meditasi tingkat tinggi yang akhirnya menjadikannya lebih bijak dan mampu berkomunikasi dengan alam semesta.
Leave a Reply