Review Film Sweet Girl (2021): Berantakan dengan Plot Twist yang ‘Wow’
Jason Momoa membintangi film Sweet Girl, film aksi thriller penuh baku hantam yang menjadi iterasi orisinil terbaru Netflix. Menawarkan premis yang kuat dan menarik, sayangnya terjebak dengan cerita yang campur aduk dan diakhiri plot twist yang tidak disangka-sangka, namun penuh tanda tanya.
Film ini menceritakan tentang Ray (Jason Momoa) dan anaknya Rachel (Isabela Merced) dengan sang istri Amanda (Adria Arjona) yang berjuang akibat kanker ganas. Hanya ada satu obat yang dipercaya bisa menyembuhkan Amanda, tapi obat tersebut ditarik peredarannya oleh BioPrime, perusahaan farmasi yang membuatnya.

6 bulan setelah kematian Amanda, Ray mendapatkan telepon dari seorang jurnalis yang menyebutkan bahwa BioPrime terlibat dalam aktivitas kriminal. Pada saat menemui jurnalis itu, ia diserang oleh pembunuh bayaran. Hingga akhirnya ia berniat untuk mengungkap apa yang sebenarnya dilakukan perusahaan tersebut.
Dari drama ke aksi thriller
Film ini dibuka dengan Ray yang dikejar oleh polisi, hingga akhirnya terjun dari atas stadion. Dimulailah cerita mengenai keluarga Ray dengan sang istri yang menderita kanker ganas. Babak pertama yang lebih condong terhadap drama mempertontonkan sisi emosional Momoa.
Plot yang dibuat maju mundur, dengan beberapa kilas balik, tak mampu membangun cerita yang padu. Termasuk 15 menit awal yang digunakan untuk membangun chemistry antara seorang ayah dan anak: dibuat menyentuh, tapi tidak begitu kuat terasa sepanjang film ini berjalan.

Tapi ketika film ini mulai menggambarkan hubungan antara Ray dan Rachel setelah kepergian Amanda, plot langsung berubah drastis menjadi serangkaian pertarungan baku hantam penuh kekerasan.
Sweet Girl menawarkan premis yang menarik, tapi sebagian terlalu dipaksakan: terjebak dengan narasi yang siap menghadirkan tontonan mega blockbuster, seperti seri Bourne yang diperankan Matt Damon, tapi dengan alur yang minimalis.

Di sisi lain, kehadiran Isabela Merced yang berbeda 180 derajat dari karakter Dora dalam live-action Dora and the Lost City of Gold (2019) bisa dibilang sangat memikat. Mempertontonkan agresivitas dan kemampuan fisik Rachel yang mengagumkan.
Penuh kejanggalan
Film Sweet Girl merupakan kali pertama Bryan Andrew Mendoza berperan sebagai sutradara untuk sebuah film panjang. Aktif sebagai produser, kiprahnya di belakang kursi sutradara terjadi ketika ia memproduksi film pendek The Via Monterey (2009).
Dan Brian mengawali riwayat penyutradaraannya dengan cukup baik, walaupun tetap tidak berdampak pada keseluruhan film. Aksi yang diberikan cukup memikat, bersanding thriller yang ditawarkan dibuat misterius untuk tetap menjaga atensi penonton.

Tapi ada banyak masalah yang menyertai, seperti plot yang berantakan dan bisa dibilang terlalu besar untuk skala yang ditawarkan. Termasuk kedekatan emosional antara Ray dan Rachel yang semakin berjarak seiring berjalannya waktu, diisi dengan pengejaran dan pertarungan yang melelahkan.
Kejanggalan lainnya termasuk adegan dimana Ray dan si pembunuh bayaran menyerukan gencatan senjata dan berbicara (baik-baik!). Awalnya dibuat intens, tapi berakhir antiklimaks. Malah jadi membingungkan.

Apalagi plot twist yang sangat tidak disangka-sangka pada babak ketiga tidak mengubah masalah-masalah yang sebelumnya ada dalam 110 menit durasi film. Hanya menjelaskan beberapa momen dan dialog yang terkesan aneh, tanpa menambah kedalaman cerita. Hanya membuat, “Hah, kok gini?”
Film Sweet Girl memang tak ubahnya dengan film orisinil Netflix lainnya: tegang, penuh aksi, untuk hiburan semata. Tapi sayangnya lemah dalam hal fundamental; cerita yang berantakan dan berbagai plot hole yang bahkan masih menjadi tanda tanya setelah film ini berakhir.
Genre: Aksi, Thriller
Sutradara: Brian Andrew Mendoza
Penulis Naskah: Gregg Hurwitz, Philip Eisner
Pemeran: Jason Momoa, Isabela Merced, Manuel Garcia-Rulfo
Film Oke
Summary
Film Sweet Girl memang tak ubahnya dengan film orisinil Netflix lainnya: tegang, penuh aksi, untuk hiburan semata. Tapi sayangnya lemah dalam hal fundamental; cerita yang berantakan dan berbagai plot hole yang bahkan masih menjadi tanda tanya pada saat film ini berakhir.