Film Thor: Ragnarok adalah film ketiga dari franchise Thor dalam Marvel Cinematic Universe. Sebagai lanjutan dari Thor: The Dark World (2013), film ini berseting setelah Loki merebut tahta Asgard dari ayahnya, Odin, dan kemudian mengirim Odin ke Bumi dalam pengasingan. Setelah Thor mengalahkan Surtur dan kembali ke Asgard, ia mendapati bahwa yang menjadi ancaman bagi Asgard bukanlah Loki, melainkan Hela sang God of Death. Sebagai pewaris tahta Asgard, Thor harus melindungi planetnya dari kekejaman Hela.

Didukung sutradara kocak

Kali ini, yang duduk di kursi sutradara adalah Taika Waititi (What do We Do in the Shadows, Hunt for Wilderpeople). Keputusan Marvel Cinematic Universe (MCU) untuk merekrut sutradara asal New Zealand tersebut cukup mengejutkan karena sebelumnya Taika belum pernah menyutradai film blockbuster. Namun, resiko yang diambil oleh MCU tersebut dibayar oleh Taika dengan membuat sebuah film superhero yang sangat menyenangkan dan mendapatkan respon yang sangat baik dari banyak kritikus film.

Taika yang sangat ahli membuat film konyol dengan eksekusi yang sangat bagus ini menyulap kisah Thor yang sebelumnya memiliki image yang cendrung “serius” menjadi ringan dan sangat lucu namun tetap epic. Perpaduan lelucon yang fresh dan konyol, aksi yang memukau, dan mitologi dewa dewi Viking a la Marvel yang epic membuat film ini tidak membosankan dari awal sampai akhir. Berkat tangan dingin Taika, akhirnya Thor memiliki satu film yang memorable, mengingat dua film Thor sebelumnya bisa dibilang masuk de dalam beberapa film “terlemah” MCU.

Epik di setiap sisi

Tidak ada karakter yang sia-sia. Hampir semua karakter dalam film ini berhasil mencuri perhatian di setiap penampilan mereka. Mulai dari The Grandmaster (Jeff Goldblum) yang eksentrik dan kadang rada-rada gak jelas, Valkyrie (Thesa Thompson) yang memiliki adegan perkenalan paling lucu, Hulk dan Bruce Banner (Mark Rufallo) yang lebih cerewet dari biasanya, Skurge (Karl Urban) yang oportunist, Hela (Cate Blanchett) yang tanpa susah payah berhasil menjadi villain yang sangat dingin, kejam dan berbahaya, hingga Korg (Taika Waititi) seorang alien berbadan besar terbuat dari batu yang ramah dan selalu mengeluarkan lelucon yang mengocok perut dengan aksen Inggris New Zealand-nya.

Seperti film Marvel lainnya, Thor: Ragnarok juga memiliki banyak cameo. Bahkan di awal film, penonton sudah diberikan “bom” cameo. Ada tiga cameo sekaligus yang muncul dalam satu adegan, yaitu ketika ada pertunjukan drama tentang salah satu scene di Thor: The Dark World. Selain cameo, film ini juga menampilkan superhero MCU lainnya selain Hulk, yaitu Dr. Strange.  Namun, bagi kamu yang berharap kalau Dr. Strange akan membantu hubungan Thor dan Hulk seperti rumor yang beredar sebelumnya, maka siap-siap aja untuk kecewa.

Hampir di setiap adegan dalam film Thor: Ragnarok disisipkan lelucon yang sangat menghibur. Namun ada beberapa lelucon yang kurang pas, seperti yang ada di adegan “call for help” yang dilakukan Thor dan Loki. Lelucon ini terasa agak off atau kurang pas karena terasa terlalu konyol jika dilakukan oleh karakter seperti Thor dan Loki. Adegan ini seperti adegan yang seharusnya masuk ke deleted scene.

Selain itu, ada satu kekurangan dalam hal teknis seperti  penggunaan green screen yang terlalu jelas dalam beberapa adegan. Walaupun begitu, semua kekurangan tersebut tidak terlalu mencolok dan mengganggu dan secara keseluruhan, Thor: Ragnarok adalah film superhero yang sangat lucu namun tetap epic.

Film ini seolah-olah mengingatkan bahwa demi kebaikan orang banyak, ada hal yang harus diubah dan ada yang tidak harus diubah. Odin mengubah takdir Agardian di masa lalu demi kebaikan alam semesta dan Thor harus mengikuti takdirnya sebagai God of Thunder, bukan God of Hammer, untuk menyelamatkan Asgard dari Hela.

---

Director: Taika Waititi

Top Cast: Chris Hemsworth, Tom Hiddleston, Cate Blanchett, Mark Ruffalo, Jeff Goldblum, Thessa Thompson, Karl Urban

Duration: 130 mins