Tak Kalah dari Hollywood, Ini 12 Rekomendasi Film Indonesia Bertema Fiksi Ilmiah
Film science fiction atau fiksi ilimah dikenal kerap menghadirkan prediksi tentang masa depan dan sangat menghibur. Film genre sci-fi memang masih jarang diproduksi di Indonesia, tapi bukan berarti tidak ada sama sekali. Berikut rekomendasi film Indonesia bertema fiksi ilmiah yang tak kalah dari film Hollywood.
1. Sri Asih (1954)
Sutradara: Turino Djunaidy dan Tan Sing Hwat
Pemeran: Mimi Mariani, Turino Djunaidy, Ali Yugo, Chaidar Djafar, dan Sukarno M Noor
Durasi: –
Sineas perfilman Indonesia bahkan telah lama memperkenalkan superhero asli Indonesia sebagai salah satu awal film dengan genre fiksi ilmiah kala itu. Film ini merupakan adaptasi dari komik yang diperkenalkan pada tahun 1954 karya R.A. Kosasis yang disebut sebagai Bapak Komik Indonesia.

Film ini menceritakan tentang Nani Wijaya, gadis lugu yang bisa berubah menjadi pahlawan super ketika mengucapkan kata sakti “Dewi Asih”. Sri Asih memiliki kekuatan setara 250 orang dewasa dan mampu terbang, menggandakan diri dan memperbesar tubuhnya. Karakter Sri Asih sendiri akan diperankan oleh Pevita Pierce dalam Semesta Bumi Langit yang akan ditayangkan 2021 mendatang.
2. Rama Superman Indonesia (1974)
Sutradara: Frans Totok Ars
Pemeran: August Melasz, Yenny Rachman, Boy Shahlani
Durasi: 74 Menit
Film ini berkisah tentang Andi, seorang penjaja koran yang jujur dan baik hati. Suatu hari ia menolong seorang kakek yang sakit. Kakek itu memberi Andi sebuah kalung ajaib. Bila kalung itu dicium, Andi berubah menjadi Rama yang memiliki kekuatan super dan dapat terbang.

Film ini sekarang tidak dapat diedarkan secara internasional karena melanggar hak cipta nama Superman. Menggunakan teknologi yang tak begitu canggih, tapi Rama punya daya tarik tersendiri sebagai film karya anak bangsa melawan film Hollywood dengan budget besar, seperti The Man with the Golden Gun yang dibintangi Roger Moore.
3. Darna Ajaib (1980)
Sutradara: Lilik Sudjio
Pemeran: Lydia Kandou, Dian Ariestya, Donny Nurhadi
Durasi: 95 Menit
Film ini dibuat berdasarkan serial komik pahlawan super “Darna” karya komikus Armin Tanjung, yang terinspirasi dari tokoh pahlawan super yang bernama sama ciptaan Mars Ravelo, komikus dari Filipina. Ternyata yang memiliki kekuatan super bukan hanya Darna. Maria, kawan kecilnya juga terlahir dengan kekuatan gaib. Hanya saja, proses kelahiran Maria berbeda.

Ia dikandung hanya dalam waktu semalam dan lahir ke dunia. Ibu yang melahirkannya meninggal saat itu juga. Filmnya mengisahkan tentang Darna, seorang anak ajaib mirip Superman. Dia bisa terbang, menghentikan kereta api yang masuk jurang, menangkap penjahat. Ia lahir untuk membasmi kejahatan. Saat lahir Darna dalam keadaan terbungkus plasenta ajaib yang diduga sumber kekuatannya.
4. Manusia 6.000.000 Dollar (1981)
Sutradara: Ali Shahab
Pemeran: Kasino Hadiwibowo, Wahyu Sadono, Indrodjojo, A. Hamid Arief, Eva Arnaz
Durasi: 112 Menit
Film ini berkisah tentang Dono, Kasino, Indro, dan Dorman Borisman yang berperan sebagai anggota kepolisian. Dono yang seorang anggota kepolisian mengalami kecelakaan yang diubah menjadi manusia robot dengan biaya $6.000.000. Sebagai anggota kepolisian mereka bertugas untuk mengusut kejahatan yang terjadi di masyarakat, seperti pornografi dan penculikan anak.

Beberapa film dari Warkop D.K.I memang sarat dengan parodi, seperti C.H.I.P.S. Film ini juga merupakan parodi dari film AS “The Six Million Dollar Man”. Ada elemen-elemen yang dibawa dari film legendaris Hollywood tersebut, seperti kisah spionase, aksi kekuatan super, slow-motion, sampai musik latar yang sama.
5. Semesta Mendukung (2011)
Sutradara: John De Rantau
Pemeran: Revalina S. Temat, Lukman Sardi, Ferry Salim
Durasi: 101 Menit
Semesta mendukung merupakan jenis science fiction yang dikemas lebih sederhana dan masuk akal. John De Rantau selaku sutradaranya ingin menampilkan kehebatan anak Indonesia yang jenius dan layak menjadi ilmuwan. Mereka dikumpulkan dalam sebuah kelompok yang selalu digembleng untuk bisa melakukan inovasi sains yang amat hebat.

Kisah Semesta Mendukung dimulai dari perjalanan hidup anak Madura, Muhammad Arief yang diperankan oleh Sayef Muhammad Billah. Meskipun miskin, ilmu fisika seperti telah menancap di kepalanya. Dalam segala keterbatasan tersebut, ia pun ingin menunjukkan bahwa ide briliannya dapat membuat seorang putra daerah bisa menjadi ilmuwan hebat penemu ide sains luar biasa.
6. 3: Alif lam Mim (2015)
Sutradara: Anggy Umbara
Pemeran: Cornelio Sunny, Abimana Aryasatya, Agus Kuncoro
Durasi: 123 Menit
Alif Lam Mim adalah film dengan setting waktu masa depan yakni tahun 2036. Dalam film ini menunjukkan perubahan kondisi negara Indonesia pasca perang saudara yang lebih damai dan sejahtera dengan menganut paham liberal. Indonesia berganti nama menjadi Libernesia yang menjunjung tinggi hak asasi manusia.

Film ini merupakan suatu bentuk visualisasi dari pergulatan politik yang membutuhkan kambing hitam demi tercapainya kepentingan suatu pihak. Film ini menjadi rekomendasi film Indonesia bertema fiksi ilmiah karena cerita yang sangat representatif dengan keadaan saat ini, walaupun diproduksi 2015 lalu.
7. Garuda Superhero (2015)
Sutradara: X-Jo
Pemeran: Rizal Idrus, Slamet Rahardjo, Robby Sugara
Durasi: 85 Menit
Garuda Superhero adalah film pahlawan super dari Indonesia yang tayang pada tahun 2015 dan juga menjadi film pertama Indonesia yang menggunakan teknik CGI. Di mana dikisahkan sang Garuda tidak saja menyelamatkan Indonesia, tetapi juga seluruh dunia dari ancaman teror Durja King serta bahaya dari asteroid yang mengancam bumi.

Saat itu dunia sains dikejutkan dengan terciptanya senjata canggih sebagai penyelamat Bumi dari ancaman serangan asteroid raksasa yang sewaktu-waktu dapat menabrak bumi pada masa depan. Namun senjata tersebut berhasil dibajak oleh kelompok Durja King dan dialih fungsikan justru sebagai ancaman kehancuran Dunia. Negara-negara adidaya dan maju pun menjadi sasaran utama dari ancaman teror Durja King, sehingga Indonesia atau khususnya kota Metro ini menjadi sorotan mata dunia.
8. Satria Heroes: Revenge of Darkness (2017)
Sutradara: Kenzo Maihara, Arnandha Wyanto
Pemeran: Christian Loho, Fernando Surya, Yayan Ruhian
Durasi: 92 Menit
Satu tahun telah berlalu semenjak Satria Garuda BIMA-X mengalahkan VUDO dan warga Jakarta hidup dalam keadaan damai. Ray bersama Rena sedang menjaga kedamaian dan membangun Dunia Paralel kembali. Di bumi, Dimas Akhsara sedang mengembangkan bisnisnya ke Jepang dan bertemu dengan pimpinan Takarada Corp. Akan tetapi kekuatan jahat baru kembali menyerang dan Dimas menjadi korbannya.

Satria Heroes ini adalah film tokusatsu, istilah dalam bahasa Jepang untuk menyebut film atau serial TV yang menggunakan banyak efek visual. Biasanya bergenre sci-fi/fantasi/horor live-action .
9. Si Juki the Movie (2017)
Sutradara: Faza Meonk
Pemeran: Muhammad Marzuki, Bunga Citra Lestari, Faza Meonk
Durasi: 110 Menit
Film ini menggambarkan si Juki saat sedang berada di puncak ketenaran. Namun di sisi lain, Juki mulai jengah dengan kehidupan sebagai selebriti yang serba diatur. Juki pun terlibat dalam misi penyelamatan Indonesia dari jatuhnya meteor besar bersama ilmuwan Badan Antariksa Seluruh Indonesia bernama Erin.

Si Juki adalah seri komik yang dibuat dan ditulis oleh Faza Ibnu Ubaidillah (Faza Meonk). Awalnya diterbitkan dalam bentuk webcomic pada 2010, serial komik ini sudah bisa kamu dapatkan dalam bentuk buku. Sesuai dengan judulnya, seri komik ini fokus pada keseharian si Juki Komik si Juki terjual sebanyak 100.000 kopi dan pernah menjadi inspirasi game mobile untuk iOS dan Android pada 2016.
10. Valentine (2017)
Sutradara: Agus Pestol
Pemeran: Estelle Linden, Matthew Settle, Arie Dagienkz
Durasi: 105 Menit
Film ini menceritakan tentang Batavia City, kota indah yang tak lagi aman dihuni. Perampokan, kekerasan, dan berbagai kriminalitas semakin hari semakin merajalela. Film ini menceritakan tentang Srimaya, seorang pelayan cafe yang menjadi superhero bertopeng dengan nama Valentine. Premis yang menarik, meskipun cerita yang ditawarkan terasa biasa.

Pemuturan film ini sempat terganggu karena masalah teknis yang menyebabkan pemutarannya harus ditunda. Harus menyelesaikan permasalahan dengan bekerjasama dengan Studio Katana Bangkok untuk menyelesaikan pengerjaan CGI (Computer Generated Image). Dan baru sampai di Jakarta 22 November 2017.
11. Foxtrot Six (2019)
Sutradara: Randy Korompis
Pemeran: Oka Antara, Verdi Solaiman, Chicco Jerikho
Durasi: 114 Menit
Film ini bercerita tentang kondisi Indonesia pada masa depan. Dikisahkan, seorang mantan anggota marinir bersama teman-temannya berjuang menyelamatkan Indonesia dari kemiskinan dan kepemimpinan sebuah partai politik yang korup dan jahat. Film ini menggabungkan unsur science fiction dan action secara bersamaan yang membuatnya menjadi sebuah tontonan yang sangat menghibur para pencinta film aksi.

Penonton akan dimanjakan dengan adegan-adegan aksi yang terasa matang. Begitu juga kemampuan laga para aktornya terlihat tidak “kacangan”. Banyak dari scene film ini menunjukkan keahlian yang dimiliki aktornya seperti bahasa inggris, akting, kemampuan beladiri dan menggunakan senjata militer dengan baik.
12. Gundala (2019)
Sutradara: Joko Anwar
Pemeran: Abimana Aryasatya, Tara Basro, Bront Palarae
Durasi: 123 Menit
Film ini berdasarkan cerita karakter pahlawan super Indonesia tahun 1969 Gundala yang dibuat oleh Harya Suraminata. Dalam versi komiknya, sosok di balik Gundala yaitu Sancaka, seorang peneliti jenius yang mencari serum anti petir. Dia diangkat anak oleh Penguasa Kerajaan Petir, Kaisar Kronz, sekaligus diberkahi dengan kekuatan super yaitu bisa memancarkan petir dari telapak tangannya.

Dalam film ini, ada beberapa penyesuaian cerita, salah satunya profesi Sancaka yang menjadi seorang petugas keamanan. Gundala versi 2019 merupakan bagian dari Semesta Bumi Langit. Layaknya Marvel Cinematic Universe, akan ada lebih banyak superhero yang ditampilkan selain Gundala, termasuk Sri Asih, Godam, dan Aquanus.
Lihat review Film Gundala disini
Sineas Tanah Air tak kalah hebat jika membuat cerita bertemakan fiksi ilmiah. Dan di antara banyak rekomendasi film indonesia bertema fiksi ilmiah versi Mariviu, manakah yang sudah kamu tonton?