
via Disney+
Serial Ms. Marvel Episode 1 membuka perkenalan superhero baru dengan cerita yang solid. Dibuat unik dan penuh warna, episode pertama langsung menyapa dengan mempertontonkan representasi budaya dan problematika generasi muda yang selama ini menjadi kekuatan komik Ms. Marvel.
Sinopsis Serial Ms. Marvel Episode 1
Kamala Khan (Iman Vellani) adalah seorang remaja tinggal bersama keluarganya, keturunan Muslim Pakistan di New Jersey dan sedang dilema tentang masa depannya. Ia memiliki sahabat bernama Bruno (Matt Lintz) yang sama-sama menyukai Avengers, khususnya Captain Marvel.

Mereka berdua ingin pergi ke AvengerCon pertama mengenakan kostum Captain Marvel yang mereka buat. Kamala lalu mengambil sebuah gelang yang ia temukan di tumpukan benda-benda milik neneknya untuk melengkapi kostum miliknya.
Meski berbohong kepada keluarganya, Kamala tiba di AvengerCon. Tapi ketika ia mengenakan gelang tersebut, ia bagaikan diselubungi oleh sebuah pancaran kosmik dan tiba-tiba mampu mengeluarkan sinar kosmik dari tubuhnya.
Cerah dan komikal
Marvel memang tak main-main dalam menawarkan hal baru dari setiap iterasi superheronya. Bahkan sejak WandaVision (2021) mulai membuka MCU Phase 4 sampai dengan Moon Knight (2022), setiap film maupun serial TV dalam kontinuitas Marvel selalu menghadirkan gaya yang berbeda-beda.
Setiap gaya memiliki interpretasi tersendiri dan tentunya berkaitan erat dengan masing-masing karakter yang diperkenalkan. Layaknya Moon Knight yang membawa budaya Mesir, Ms. Marvel ikut setia dalam representasi budaya memperkenalkan superhero terbaru dari MCU, Kamala Khan a.k.a Ms. Marvel.

Iman Vellani menyapa dengan apik di episode pertama. Memberikan kesan remaja unik (dan aneh), mengalirkan energi yang sama dengan yang dipancarkan oleh Tom Holland ketika pertama kali berperan sebagai Peter Parker.
Bahkan di opening episode pertama saja dibuka dengan Kamala menceritakan tentang pertarungan antara Avengers dengan Thanos. Memperlihatkan bagaimana Kamala merupakan remaja yang mengagumi dan terobsesi dengan Avengers, terlebih Captain Marvel.
Narasi yang segar mengingat Avengers edisi pertama yang sudah berjalan lebih dari 14 tahun sedang bersiap untuk mencari wajah baru pengisi semesta Marvel. Di sini superhero bukan lagi menjadi kekuatan baru yang ditakuti, tapi digemari dan menjadi idola bagi generasi muda.

Palet warna yang cerah dibarengi dengan doodles sampai dengan narasi voice over memberikan kesan coming-of-age yang sangat pekat. Tak ubahnya seperti Never Have I Ever (2020) atau The Mitchells vs the Machines (2021).
Kemunculan Ms. Marvel yang cerah turut berperan sebagai penyejuk paska tema yang lebih gelap dan dewasa dari dua iterasi Marvel sebelumnya, Moon Knight dan Doctor Strange in the Multiverse of Madness (2022). Ringan dan menyenangkan, tanpa menanggalkan kisah utama Kamala dalam perjalanannya di masa remaja.
Kekuatan kosmik
Dibandingkan superhero lainnya, popularitas Ms. Marvel memang jauh melejit sejak pertama kali diperkenalkan pada tahun 2013 oleh G. Willow Wilson. Sama seperti versi MCU, Kamala merupakan remaja muslim Amerika yang tinggal di New Jersey dan tergila-gila dengan Captain Marvel.
Namun tetap ada beberapa aspek yang membedakan sumber asli dengan serial, salah satunya adalah asal usulnya. Pada komiknya, Kamala sendiri merupakan keturunan Inhuman, sehingga bisa mendapatkan kekuatan karet layaknya pemimpin Fantastic 4, Reed Richards.

Karakter Inhuman pun masih disimpan rapat-rapat di MCU sampai kemunculan Black Bolt dalam Multiverse of Madness. Sedangkan Kamala (di episode 1) digambarkan sebagai seorang manusia. Sehingga ia tak memiliki kekuatan layaknya di komik.
Seperti yang sudah diperlihatkan pada trailer, bahwa kekuatan Kamala di MCU berasal dari sebuah gelang yang ia temukan di rumahnya. Ketika memakai gelang tersebut, Kamala diselubungi oleh kekuatan kosmik dan bisa mengendalikannya.
Perbedaan kekuatan ini sebelumnya mendapatkan respons yang ramai di media sosial. Dimana banyak penggemar yang menolak ‘kekuatan baru’ Kamala. Pasalnya G. Wilson sebagai penulis juga menciptakan kekuatan yang merepresentasikan pergolakan remaja dalam menghadapi kedewasaan.

Marvel sendiri beralasan bahwa kekuatan kosmik yang dimiliki Kamala berhubungan erat dengan keberlangsungan semesta Marvel. Apalagi kekuatan kosmik membuat karakter Kamala lebih dekat dengan superhero idolanya yang sama-sama mendapatkan kekuatan dari kosmik.
Patut ditunggu narasi yang ditawarkan oleh Marvel dan Bisha K. Ali dalam mengembangkan kekuatan yang dimiliki oleh Kamala di episode selanjutnya. Setidaknya Kamala memperlihatkan salah satu kekuatan tangannya yang memanjang sebagai easter egg di episode perdana.
Representasi dan penerus superhero Marvel
Melalui Phase 4, Marvel memang sedang gencarnya mengadopsi berbagai budaya dan representasi yang beragam. Mulai dari Shang-Chi (2021) sampai dengan Moon Knight, Marvel mengambil lebih banyak superhero baru dari beragam etnis dan budaya.
Tak terkecuali Kamala Khan yang menggambarkan sebuah keluarga muslim Pakistan yang berada di kota besar seperti New Jersey. Ada banyak representasi Pakistan seperti musik dan kostum yang dikenakan menjadi poin penting dalam serial ini.

Menariknya, Ms. Marvel merupakan superhero penerus generasi terbaru di Phase 4 yang mendapatkan serialnya sendiri. Mengingat Falcon yang saat ini menggantikan Captain America sudah pernah muncul di fase sebelumnya.
Masih ada banyak misteri belum terungkap dari Ms. Marvel episode 1. Dengan lima episode menanti, patut ditunggu kejutan-kejutan lain yang ditawarkan Marvel. Termasuk kemunculan Captain Marvel, mengingat Kamala Khan merupakan salah satu cast dari film The Marvels yang akan tayang tahun depan.
Bisha K. Ali memimpin kisah baru dari superhero anyar Marvel melalui palet berwarna yang cerah dan unik. Membawa kisah remaja yang ragu dengan identitasnya menjadi salah satu penyelamat semesta dalam cerita penuh representasi generasi dan budaya.
Genre: Aksi, Drama
Kreator: Bisha K Ali
Pemeran: Iman Vellani, Matt Lintz
Rekomendasi Serial TV
Summary
Bisha K. Ali memimpin kisah baru dari superhero anyar Marvel melalui palet berwarna yang cerah dan unik. Membawa kisah remaja yang ragu dengan identitasnya menjadi salah satu penyelamat semesta dalam cerita penuh representasi generasi dan budaya.