Review Film Vivo (2021): Animasi Musikal yang Tertelan Warna
Film Vivo merupakan karya terbaru dari Lin-Manuel Miranda yang sebelumnya turut mengadopsi drama Broadway In the Heights (2021) ke dalam film musikal. Penuh dengan lagu-lagu yang catchy dan penuh warna, namun posisinya sebagai film Netflix yang dibuat seringan mungkin membuat film ini mudah terlupakan.
Ceritanya bermula di Havana, Kuba di mana Andrés (Juan de Marcos González) merupakan seorang musisi jalanan bernyanyi bersama kinkajou bernama Vivo (Lin-Manuel Miranda). Hidup Andrés berubah setelah surat dari mantan duetnya, Marta Sandoval (Gloria Estefan), yang meminta Andrés datang ke konser terakhirnya di Miami.

Namun sayangnya Andrés meninggal sebelum sempat menunjukkan lagu terakhir yang dibuatnya untuk Marta. Vivo pun berpetualang mengantarkan lagu tersebut ke Miami bersama dengan Gabi (Ynairaly Simo), keponakan Andrés yang sebelumnya datang ke Havana akibat meninggalnya Andrés.
Musikal untuk anak-anak
Mengingat film Vivo memang ditujukan bagi anak-anak berusia 7 tahun ke atas, tentu saja plot cerita yang ringan dan mudah diikuti menjadi poin paling utama. Ada banyak humor dan komedi slapstick ditemukan sepanjang film, yang sayangnya tak begitu mengesankan bagi penonton dewasa.
Visual tak perlu lagi dipertanyakan. Sony membawa warna neon yang terang dan palet berwarna; membedakan Havana yang hangat, Florida yang cerah, dan hutan Everglades yang misterius. Dan yang paling menarik yaitu format 2D dengan nuansa jazzy dan surreal.

Tapi sayangnya ada banyak perpaduan, mulai dari musik, gambar, hingga kebudayaan yang ada di dalam film ini. Terasa sangat ramai untuk film yang ringan berdurasi satu setengah jam. Di mana satu segmen terasa menyihir, sedang yang lain terasa hambar.
Tak begitu jauh berbeda dibandingkan Coco (2017) dan Soul (2020) yang mengangkat tema musik dan fokus kepada kehilangan keluarga, Vivo masih kurang memorable dari segi cerita. Dibuka dengan awal yang meriah dan akhir yang menyentuh hati, Vivo berjuang mengantarkan cerita yang klise dan terkadang sangat diluar dugaan.

Karakter menarik seperti dua ekor burung Ibis Sendok, Dancarino (Brian Tyree Henry) dan Valentina (Nicole Byer) sepertinya butuh screentime yang lebih banyak. Begitu pula Trio Sand Dollar Troop yang disuarakan oleh Katie Lowes, Olivia Trujillo, dan Lidya Jewett, membawa tambahan baru dari sisi komedi, berkembang menjadi twist yang menarik menjelang akhir.
Musikal khas Lin-Manuel Miranda
Lin-Manuel Miranda dikenal sebagai aktor sekaligus bintang Broadway yang turut menciptakan salah satu drama populer abad ini, In the Heights dan Hamilton. Selain mengisi suara Vivo, ia juga menulis delapan lagu original dengan nuansa Kuba, sebagaimana dijelaskan NBC News.

Berbagai lagu yang ada di film ini menggabungkan ragam elemen musik, mulai dari hip-hop, EDM, rap dengan lirik yang cepat serta gaya mambo yang merupakan salah satu genre musik dari Kuba. Terasa perpaduan sisi tradisional Kuba dengan musik Gen-Z di Amerika.
Ceritanya sederhana, tapi musik menjadi daya tarik tersendiri bagi film ini. Miranda menghentak dengan lagu pertama “One of a Kind”, atau “My Own Drum” yang menggabungkan hip-hop dan pop khas Gen Z. Meski sayang yang lainnya masih belum cukup mengena.

Dengan cerita yang formulatif, film Vivo memang ditujukan bagi anak-anak; animasi penuh warna, musik yang catchy, dan cerita ringan dibuat untuk menjaga mereka tetap di depan layar sepanjang 90 menit film berjalan. Tapi Vivo masih terlalu biasa dan tipikal konten Netflix yang menghibur namun mudah terlupakan.
Genre: Animasi, Musikal
Sutradara: Kirk DeMicco
Penulis Naskah: Peter Barsocchini, Quiara Alegría Hudes
Pengisi Suara: Lin-Manuel Miranda, Ynairaly Simo, Juan de Marcos González
Rekomendasi Film
Summary
Dengan cerita yang formulatif, film Vivo memang ditujukan bagi anak-anak; animasi penuh warna, musik yang catchy, dan cerita ringan dibuat untuk menjaga anak-anak tetap di depan layar sepanjang 90 menit film berjalan. Tapi Vivo masih terlalu biasa dan tipikal konten Netflix yang menghibur namun mudah terlupakan.