Review Film Eternals (2021): Skala Besar Kisah Baru yang Penuh Drama
Telah lama ditunggu-tunggu, film Eternals sebagai iterasi anyar dari kisah Marvel Cinematic Universe resmi dirilis di Indonesia. Menggandeng sutradara pemenang Oscar, Chloé Zhao, film ini menyampaikan warna baru, berbeda dari nuansa dan penceritaan di film-film sinematik Marvel sebelumnya.
Film ini menceritakan tentang 10 makhluk Eternals yang datang ke Bumi. Mereka adalah Sersi (Gemma Chan), Ikaris (Richard Madden), Thena (Angelina Jolie), Kingo (Kumail Nanjiani), Sprite (Lia McHugh), Phastos (Brian Tyree Henry), Gilgamesh (Ma Dong Seok), Makkari (Lauren Ridloff), Druig (Barry Keoghan), dan dipimpin oleh Ajak (Salma Hayek).

Kedatangan mereka di tahun 5.000 sebelum Masehi karena disuruh oleh Prime Celestial bernama Arishem untuk menjaga penduduk Bumi dari serangan Deviant. Hingga akhirnya mereka memusnahkan semua Deviant terakhir di tahun 1.500 Masehi.
Tapi di masa sekarang, Sersi dan Sprite diserang oleh Deviant ketika sedang bersama kekasih Sersi, Dane (Kit Harrington). Para Eternals akhirnya menemukan perubahan yang terjadi pada Deviant yang membuatnya semakin susah dikalahkan. Termasuk fakta lain yang tersembunyi pada kedatangan mereka.
Dibuat megah khas Zhao
Zhao dikenal sebagai sutradara yang selalu menghadirkan kisah drama dengan pace yang lambat. Maka enyahkan semua ekspektasi kamu mengenai film aksi Marvel, semisal Captain America maupun Black Panther. Mungkin inilah film MCU pertama di mana drama lebih mendominasi, seperti sebuah dokumenter non-fiksi awal mula kemunculan Eternals.

Satu lagi ciri khas Zhao adalah sinematografi yang apik, bahkan bisa dibilang salah satu yang terbaik di MCU. Jika Doctor Strange (2016) menampilkan multiverse parallel, Ant-Man and the Wasp (2018) fokus pada Quantum Realm yang mikro, Zhao memukau penonton dengan mengajak ke berbagai semesta hingga awal penciptaan Celestial yang megah dan spektakuler.
Deretan cast bertabur bintang menarik perhatian dengan twist dari setiap karakter yang bergulir sepanjang cerita. Setiap pemeran memiliki ciri khas tersendiri, yang sayangnya tidak mendapatkan porsi yang setara. Begitu pula kedalaman karakter yang masih datar, lagi-lagi karena plot yang terburu-buru.

Durasi 157 menit tak mampu membendung kisah baru MCU yang sama sekali berbeda dibandingkan 25 film sebelumnya. Lebih-lebih plot terbentang ribuan tahun sebelum masehi hingga masa setelah The Blip yang melibatkan Avengers dan Thanos.
Jika saja Marvel mau memperkenalkan satu atau dua karakter di film Marvel sebelum mengungkap kisah kemunculan Eternals yang diutus ke Bumi, bukan tak mungkin film ini muncul sebagai salah satu film paling ditunggu setelah Avengers.
Alur bolak-balik atau flashback.
Marvel sepertinya menepati janji mereka untuk menghadirkan rangkaian film baru MCU yang sangat beragam. Tak bisa dipungkiri bahwa film Eternals akan mendapatkan mixed reviews dari penggemar maupun kritikus; bisa dibilang inovatif, atau mungkin membosankan.

Kisah awal bangsa ciptaan Celestial ini sendiri baru pertama kali diangkat ke layar lebar. Durasi tentu saja menjadi kendala. Skala besar yang disampaikan dari konflik masing-masing Eternals dengan materi yang sangat kompleks dan rumit bisa dibilang masih terlalu padat jika dituangkan dalam format 157 menit.
Dengan semua keunggulan sinematografi, cast yang apik, karakteristik yang menarik dari setiap peran pendukung, kisah mereka bisa tambah mengena ketika disajikan sebagai serial 10 episode.
Secara keseluruhan, film Eternals bagaikan drama tentang sebuah keluarga yang jauh terpisah dari cerita Marvel lainnya. Terasa inklusif dan lebih pas dimasukkan ke semesta alternatif What If…?. Meski ada beberapa nama superhero Marvel yang disebutkan pada film ini.

Selain Eternals dan Deviant, praktis tak ada karakter besar lainnya yang terlibat dalam cerita. Bahkan Dane yang disebut-sebut akan menjadi superhero terbaru Marvel hanya diperlihatkan sebentar.
Belum lagi kontroversi karakter superhero gay pertama Marvel yang muncul dalam adegan yang kontroversial. Meski di Indonesia, terlihat adegan tersebut dipotong oleh Lembaga Sensor Film (LSF). Dengan kisah drama yang cukup berat dan padat, kontroversi ini seperti menguap tak terperhatikan. Tidak memunculkan wacana tambahan khususnya di Tanah Air.
Bukan film khas Marvel
Eternals menghampar, melintasi ruang dan waktu disandingkan dengan lanskap luas dari bidikan alam yang menakjubkan. Perjalanan narasi yang masif harus sikut-sikutan dengan kisah masing-masing karakter; ada banyak kisah yang masih bisa diekspos oleh Sersi dan yang lainnya.
Apalagi penutup seperti dipangkas saat cerita masih bergulir. Menghasilkan ending yang dibuat menggantung dan tak tahu kapan akan mendapatkan resolusi selanjutnya. Mengingat Marvel masih menyimpan banyak kisah lainnya hingga 2024 mendatang.

Dua karakter baru diperkenalkan pada adegan post credit; yang pertama adalah Eros (Harry Styles) yang merupakan saudara kandung Thanos, dan yang kedua yaitu Dane Whitman yang siap bertransformasi menjadi Black Knight pada iterasi Marvel selanjutnya.
Buang jauh-jauh ekspektasi perkenalan kelompok superhero baru yang penuh aksi dan menegangkan. Karena Chloé Zhao hadir keahlian terbaiknya; film penuh drama dan fokus pada emosi didukung oleh sinematografi yang memukau. Tapi bisakah penggemar Marvel menerima revolusi ini?
Genre: Drama
Sutradara: Chloé Zhao
Penulis: Chloé Zhao, Patrick Burleigh
Pemeran: Gemma Chan, Richard Madden, Angelina Jolie, Lauren Ridloff, Barry Keoghan
Rekomendasi Film
Summary
Buang jauh-jauh ekspektasi perkenalan kelompok superhero baru yang penuh aksi dan menegangkan. Karena Chloé Zhao hadir dalam garapan terbaiknya; penuh drama dan fokus pada emosi didukung oleh sinematografi yang memukau. Tapi bisakah penggemar Marvel menerima revolusi ini?