Review Anime Darling in the Franxx (2018)- Masa Puber yang Membara

Anime Darling in the Franxx berbeda dengan anime mecha lainnya karena menampilkan robot yang unik dan unkonvensional. Robot raksasa yang ditampilkan menyerupai gadis kawaii dengan high heels. Tapi bukan robot tersebut yang menjadi keunggulan anime ini, melainkan kisah personal tiap-tiap karakter yang baru memasuki pubertas dan diselimuti rasa ingin tahu yang besar.

anime darling in the franxx
Franxx Via Comicbook

Anime Darling in the Franxx berseting di masa post-apocalypse, atau pasca kiamat, di mana manusia harus bertahan hidup di bawah bayang-bayang serangan monster raksasa bernama Klaxosaur. Untuk melawan monster tersebut manusia menciptakan Franxx, robot wanita yang dikendarai oleh sepasang anak-anak yang akan menginjak masa remaja. Anak-anak yang disebut dengan parasite ini menjadi tumpuan harapan keberlangsungan ras manusia, setidaknya itu yang disebutkan oleh para penguasa bumi.

Tokoh utama kita, Hiro, secara tidak sengaja menjadi partner pilot Franxx bersama seorang gadis misterius bernama Zero Two. Walaupun Zero Two terkenal selalu membunuh partnernya, Hiro tetap ingin berpasangan dengan gadis tersebut asalkan ia bisa menjadi pilot Franxx karena hanya inilah satu-satunya cara agar ia bisa berguna bagi umat manusia.

Dalam 24 episode, anime ini tidak hanya menampilkan pertarungan robot melawan monster raksasa, namun juga kisah persahabatan dan percintaan di antara parasite dengan bumbu konspirasi yang meliputi dunia.

Anime Darling in the Franxx sangat beruntung karena dibuat dengan animasi yang sangat bagus. Digambar lewat tangan dingin para animator studio A-1 Pictures, Trigger dan Cloverworks, desain karakter yang menarik diwujudkan dengan animasi yang fluid alias lincah.

Berbagai adegan pertarungan robot dan monster sangat  memanjakan mata. Bahkan ada beberapa adegan di sepanjang serial anime ini yang dibuat sedemikian rupa sehingga terlihat seperti adegan film dan ini juga menjadi salah satu keunikan dari anime ini.

Tidak hanya animasinya yang bakal membuatmu kepincut. Lagu opening yang dinyanyikan oleh Mika Nakashima dan diproduksi oleh Hyde (L’Arc-en-Ciel) sangat enak di telinga. Dengan judul Kiss of Death, lagu ini sangat cocok menggambarkan hubungan Hiro dan Zero Two.

Dari segi cerita, Darling in the Franxx tidak selalu tentang pertarungan robot dan monster. Salah satu sisi yang paling menarik adalah drama romantis, terutama kisah cinta segi tiga di antara parasite. Drama romantis ini terasa cukup realistis untuk remaja puber yang sedang egois-egoisnya.

ichigo darling in the franxx
Ichigo Via Goboiano

Plot anime Darling in the Franxx masih memiliki kesamaan dengan plot anime sejenis. Ketika hubungan para protagonis mulai terjalin baik, pihak ketiga akan datang dengan membawa konflik baru. Sekilas mengingatkan kedatangan Kaworu Nagisa yang misterius di serial anime Neon Genesis Evangelion, hanya saja dalam anime ini karakter baru tersebut terasa tidak begitu penting.

Masa puber yang membara

Ada beberapa alasan kenapa hanya anak-anak di ambang masa puber yang bisa menjadi pilot Franxx. Salah satunya adalah untuk mengendalikan robot raksasa tersebut mereka harus dipasangkan dengan partner yang cocok. Akan lebih bagus lagi jika mereka tertarik satu sama lain yang tidak jarang menjurus ke arah yang lebih intim dan ecchi.

Bahkan kokpit robot raksasa berbentuk gadis kawaii itu juga mengharuskan para pilotnya untuk duduk dalam posisi yang cukup menantang. Tentu kemampuan bertarung Franxx akan lebih optimal jika ditunggangi oleh sepasang remaja yang rasa ingin tahu mereka terhadap lawan jenis sedang menggebu-gebunya.

review anime darling in the franxx
Kokpit robot Franxx Via Otakukart

Selain diperlihatkan dari penggunaan Franxx, kisah remaja puber juga sangat terlihat dari perkembangan para karakter anime ini. Setiap karakter memiliki masalah sendiri dalam melewati masa puber. Ada yang terlibat cinta segi tiga, ada yang cintanya bertepuk sebelah tangan, ada yang penasaran dengan sistem reproduksi manusia, ya! Dan tentu saja ada yang rebel, seperti anak jaman now.

Sisi pemberontak di masa puber tergambar dengan jelas dalam karakter Hiro dan Zero Two. Pertemuannya yang erotis dengan Zero Two membawa Hiro ke dunia yang sangat ia inginkan yaitu menjadi pilot Franxx.

Ditambah pula dengan ciuman mematikan yang mereka lakukan ketika pertama kali menjadi partner. Hiro seolah semakin ketagihan menjadi pasangan Zero Two walaupun ia tahu hubungannya dengan si gadis monster bisa membawa kehancuran bagi kemanusiaannya.

darling in the franxx ecchi mecha
via Funimation

Sisi rebel Zero Two juga menjadi pemicu perubahan sikap para parasite lain layaknya pengaruh lingkungan yang kerap mengubah prilaku para remaja. Mereka yang biasanya sangat patuh dengan peraturan yang dibuat oleh sang penguasa, “Papa”, perlahan mulai memberontak melanggar berbagai peraturan setelah melihat sikap Zero Two yang rebel.

Ada beberapa episode di mana semua parasite ditinggalkan tanpa pengawasan orang dewasa, sebuah eksperimen “untuk ilmu pengetahuan”. Percobaan ini semakin memicu remaja yang sedang puber dan penasaran untuk memenuhi insting primitif mereka sebagai manusia dalam berbagai hal. Eksperimen ini kemudian membuat para parasite melanggar berbagai aturan dan menjadi lebih memberontak.

review darling in the franxx
via Funimation

Mungkin bagi beberapa orang penggambaran yang ecchi dari masa puber ini akan terasa agak mengganggu karena desain karakter, terutama desain seragam harian, membuat para parasite terlihat masih seperti anak-anak.

Untungnya, berkat konteks kalau para mereka adalah remaja yang baru masuk masa puber dan juga desain beberapa karakter yang terlihat “matang”, rasa tidak nyaman menonton anime Darling in the Franxx ini perlahan berkurang di tiap episodenya.

Walaupun begitu, cerita yang menarik dan animasi serta soundtrack yang mengesankan tidak membuat anime ini lepas dari kekurangan. Beberapa episode memiliki pace lambat dan membosankan terasa seperti filler animeSelain itu, ending di anime Darling in the Franxx ini terasa dibuat dengan tergesa-gesa.

Studio: A-1 PicturesTriggerCloverWorks

Sutradara: Nishigori, Atsushi

Genre: Drama, Mecha

Episode: 24 episode

Pengisi Suara: Tomatsu, Haruka (Zero Two), Uemura, Yuuto (Hiro), Ichinose, Kana (Ichigo)

Review Overview
7/10

Kesimpulan

Anime Darling in the Franxx adalah cerita tentang masa puber yang membara dengan balutan pertempuran robot raksasa melawan monster yang diwujudkan dalam animasi berkualitas. Namun pace yang relatif lambat dan desain karakter yang agak menyerupai anak-anak membuat anime ini mungkin kurang cocok bagi sebagian orang.

Sending
User Review
3.75 (4 votes)
Avatar photo
Zekai

Your average anime guy.

Articles: 105

One comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *